Makna Thaghut dan Makna Beriman Kepada Allah - Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah (Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al-Badr)
Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr
Makna Thaghut dan Makna Beriman Kepada Allah adalah bagian dari Ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr
Penerjemah: Ustadz DR. Musyafa Ad-Dariny, M.A.
(Download juga rekaman kajian sebelumnya: Persamaan Tugas Para Rasul – Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah
Ringkasan Kajian: Makna Thaghut dan Makna Beriman Kepada Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibakan kepada seluruh hambaNya untuk kufur kepada Thaaghut dan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Telah dibahas pada kajian sebelumnya tentang ayat yang menjadi inti dari dakwah para Rasul. Yaitu:
…وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”…”(Q.S An-Nahl [16]: 36)
Perkara ini, yaitu kufur kepada Thaghut dan beriman kepada Allah merupakan kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim dan muslimah. Tidak ada kebahagiaan, keselamatan dari neraka, dan tidak mungkin seseorang mendapat ridho dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dengan mewujudkan pokok ini. Oleh karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah ayat kursi menyebutkan:
فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّـهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّـهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٥٦…﴾
“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah [2]: 256)
Makna Thaghut dan Makna Beriman Kepada Allah
Penjelasan yang telah lalu meenghantarkan kepada pertanyaan, apa yang dimaksud dengan Thaghut dan apa yang dimaksud dengan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Syaikhul Muhammad bin Abdul Wahab didalam sebagian risalahnya mengatakan, bentuk kufur kepada Thaghut adalah dengan meyakini batilnya beribadah kepada selain Allah. Dan dengan meninggalkan ibadah kepada selain Allah. Begitu pula dengan membenci peribadatan kepada selain Allah. Begitu pula dengan mengingkari orang yang melakukan peribadatan kepada selain Allah dan memusuhi mereka. Inilah bentuk dari kufur kepada Thaghut.
Sedangkan makna Iman kepada Allah, yaitu dengan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sesembahan yang berhak disembah satu-satunya. Mengikhlaskan, memurnikan semua bentuk ibadah untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala saja. Dan menafikan peribadatan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dengan mencintai orang-orang yang benar-benar memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membela mereka. Dan dengan membenci orang-orang yang melakukan kesyirikan dan memusuhi mereka. Inilah makna kufur kepada Thaghut dan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Thaghut adalah sesuatu yang diperlakukan secara berlebihan oleh seseorang. Baik itu berupa sesuatu yang diibadahi, seorang yang diikuti, atau seorang yang ditaati. Inilah makna Thaghut yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah. Kata Thaghut berasal dari kata “Tughyan” yang artinya adalah perbuatan yang berlebihan. Dan Thaghut adalah makhluk Allah yang diperlakukan secara berlebihan oleh seorang hamba. Baik itu berupa sesembahan, tokoh yang diikuti atau pemimpin yang diikuti.
Simak dan Download MP3 Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah: Makna Thaghut dan Makna Beriman Kepada Allah
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk turut menyebarkan kebaikan dengan membagikan link download kajian ini ke Facebook, Twitter, dan Google+ kita. Jazakumullahu khairan